Saya bangun, terduduk dan diam.
Hari ini sudah hari esok dari hari kemarin lagi. Hari ini saya mulai dengan ketimpangan pada otak sebelah kiri, yang sempat diajak berpikir terlalu keras, semalam.

Apa yang saya pikirkan ternyata adalah apa yang telah saya pikirkan dari jaman SMP dulu. Adalah rasa BENCI yang amat sangat. Itu yang sampai saat ini selalu saya pikirkan.
Rasa benci ini selalu menjadi pikiran karena belum pernah saya temui pemecahannya. Sampai saya ‘bertemu’ dengan satu titik dalam hidup, yaitu titik kedewasaan, dimana saya harus memilih terus maju untuk belajar menjadi dewasa, atau diam dan terbelenggu dalam nominal usia yang semakin tua sedangkan jiwa masih belum ikut serta.

Akhirnya, saya memilih untuk terus melanjutkan perjalanan. Tapi, benci itu masih mengikuti. Ke ruang makan, ke mal, ke warnet, bahkan ke tempat tidur. Menyebalkan memang, tapi saya bisa apa?
Ternyata ada yang bisa saya lakukan. Jawaban itu saya dapatkan saat saya sudah lelah dan sempat berniat memisahkan otak dari tempurung tengkorak kepala saya. Jawaban itu adalah BERDAMAI. Ya, berdamai dengan rasa benci itu sendiri. Di dunia ini, tidak mungkin semua orang baik pada kita. Orang-orang yang membenci kita pun mungkin sebanyak cacar air di wajah. Tapi, apabila kebencian seseorang kita lawan dengan kebencian juga, yang tumbuh dan berkembang adalah rasa sakit yang luar biasa. Itu yang saya rasakan.

Berdamai dengan rasa benci, saya mulai dengan belajar memaafkan apa, siapa, dan apa pun yang pernah ada dan sempat menyakiti, di masa lalu. Mudah? Belum tentu. Karena semuanya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tapi, sakit, berdarah, dan mencoba bangkit untuk memaafkan, adalah satu langkah yang akhirnya akan membentuk satu kata, DAMAI. Rasa damai memang harus kita mulai dari diri sendiri. Itu yang saya pegang sampai saat ini.
Saya menulis notes ini bukan untuk menggurui. Tapi berdasarkan apa yang terbentuk dari keseimbangan kerja otak kanan dan kiri, serta jiwa yang mulai sehat. Why not?

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.